Monday, January 20, 2014

Mengapa Terjadi Penurunan Minat terhadap Iklan Televisi?

Teknologi semakin mendukung maraknya periklanan di media elektronik, terutama televisi. Namun minat terhadap iklan televisi dewasa ini semakin menurun, justru karena kemajuan teknologi televisi itu sendiri.

Pernah nonton iklan di televisi? Jawabannya, sudah pasti pernah. Bagaimana jika pertanyaannya seberapa sering nonton iklan di televisi? Kalau untuk pertanyaan yang ini, jawabannya mulai bergeser. Boleh dibilang fifty-fifty. Kalau diubah lagi pertanyaannya, apakah Anda penggemar iklan televisi? maka jawabannya akan bergeser jauh. Semakin sedikit yang menyatakan suka nonton iklan di televisi.

Kalau ada pernyataan, "Kecanggian teknologi semakin menurunkan minat terhadap iklan televisi" memang terdengar aneh. Justru dengan teknologi semakin canggih, apalagi bisa dibilang kita berada di jaman digital, harusnya iklan televisi sangat diminati. Ok, digemari oleh pemasang iklan memang sangat mungkin, karena media digital sangat menarik untuk disaksikan. Namun dari sisi konsumen iklan (boleh dibilang calon konsumen produk), justru kecanggian teknolog itu membuat minat menyaksikan iklan televisi menjadi menurun. Apa pasalnya?

Sebelum menjawab pertanyaan tentang sebab musabab penurunan minat terhadap iklan televisi, coba kita lihat kembali karakteristik dari iklan. Baik iklan media cetak maupun elektronik, memang berfungsi sama, yaitu menempatkan posisi produk di benak calon konsumen. Iklan berfungsi menanamkan image seperti sebuah chip yang ditaruh di tempurung kepala kita. Artinya, jika suatu saat kita membutuhkan produk tertentu, maka iklan yang sudah tertanam di benak kita menjadi produk potensial untuk dipilih. Misalnya saja kita melihat iklan Oskadon, Paramex, atau obat sakit kepala yang lain. Mereka berebut tempat agar dapat posisi strategis di otak kita, sehingga jika suatu saat sakit kepala, maka merekalah yang jadi pilihannya.

Karena fungsi iklan sebenarnya (cuma) seperti itu, maka iklan yang diberikan secara intens, akan membuat minat untuk disaksikan menjadi menurun. Orang semakin lama makin hafal dengan iklan tersebut. Tapi itulah memang tujuannya, orang menghafal iklannya. Setelah hafal, anggap saja iklan sudah berhasil. Namun selanjutnya, fungsi iklan (hanya) menjaga agar posisinya tetap strategis di benak calon konsumennya. Karena itu iklan terus diputar, terutama di televisi. Dengan kata lain, secara internal sudah ada penanaman image, tapi secara eksternal sudah mulai ada penurunan minat. Hal ini yang menjadi tantangan bagi iklan lama untuk terus berinovasi, karena iklan baru akan terus 'menghantui'.

Kecanggian teknologi menurunkan minat terhadap iklan televisi (foto: vivanews.com)


Sekarang, kita akan bahas tentang penurunan minat terhadap iklan televisi. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, secara eksternal, minat terhadap iklan terjadi penurunan, termasuk iklan televisi. Ternyata bukan hanya karena mekanisme otak dalam belajar hal baru, tetapi juga ada hal-hal kecil yang berhubungan dengan kecanggian teknologi yang turut membuat minat untuk menyaksikan iklan televisi menjadi menurun. Apa saja itu?

1. Pilihan chanal televisi semakin banyak
Dulu, kita hanya menyaksikan stasiun TVRI yang memang tidak ada iklannya. Mau tidak mau, baik disuguhi acara maupun iklan, orang akan tetap setia menontonnya. Baru di beberapa dekade kemudian muncul televisi swasta, seperti RCTI dan SCTV, yang kemudian disusul TPI. Iklan mulai familiar dengan kehidupan kita. Bahkan dulu senang banget ada televisi yang bisa menyuguhkan iklan hehehe. Namun banyaknya pilihan chanal televisi membuat orang dengan mudah beralih ke acara lain ketika program dari sebuah stasiun televisi yang disaksikan jeda untuk memutar iklan.

2. Teknologi remote control
Masih ada hubungan dengan pilihan chanal, remote control juga turut memudahkan orang memindahkan saluran televisi. Dulu sebulum dikenal remote control, orang harus bergerak mendekati televisi untuk memindahkan saluran. Jika dibandingkan dengan adanya remote control, sepertinya sepele karena hanya bergerak beberapa meter saja dari tempat duduk ke televisi. Namun beberapa meter ini turut menyumbang perbedaan kecepatan dalam ketersediaan informasi. Kemampuan otak dalam mengelola dan beralih dari satu informasi ke informasi lain, benar-benar diberdayakan dengan teknologi remote control ini. Karena itulah orang mudah memindah saluran televisi ketika pariwara mengisi jeda acara.

3. Penggunaan gadget
Untuk satu hal ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan televisi. Namun satu poin ini juga bagian dari kemajuan teknologi. Sekarang, mulai dari anak-anak sampai dewasa, sudah familiar dengan yang namanya handphone, tablet dan laptop. Gadget mendekatkan kita dengan sumber informasi. Bahkan tidak hanya dekat, tetapi juga tersedia dengan cepat. Karena itu, gadget mulai menjadi pilihan alternatif selain televisi. Dengan gadget, radio atau siaran televisi streaming bisa dinikmati. Bahkan berbagai dokumentasi acara yang kita gemari dapat dengan mudah diputar melalui youtube dan berbagai tube-tube yang lainnya. Tentu saja acara televisi yang terdokumentasi ini tidak menampilkan iklan diantara jedanya. Selain itu, beralihnya perhatian kepada gadget juga mengurangi minat orang untuk menyaksikan televisi. Akibatnya, penonton iklan televisi juga semakin menurun.

Begitulah, kecanggian teknologi dewasa ini semakin menurunkan minat terhadap iklan televisi. Adakah faktor lain yang juga menyumbang bagi menurunnya minat terhadap iklan televisi? Silahkan di-share di sini.

No comments:

Post a Comment